Video Viral Rumah Bandar Arisan Online Digruduk Member, AKP Bambang Ady Tenggani: Sempat Dimediasi, Kini DYP Kabur

BEDIL (Kabupaten Bojonegoro)- Dunia maya digegerkan rekaman video tentang ratusan warga Kabupaten Bojonegoro datangi rumah seorang bandar arisan online. Puluhan korban investasi bodong berkedok arisan online, yang dikelola seorang gadis berinisial DYP, warga Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Pasalnya, pengelola arisan tersebut, yang semula berjanji akan mengembalikan uang para member-nya pada tanggal 1 November 2022 lalu, saat ini justru menghilang dan diduga kabur dari rumahnya.
Dugaan penipuan tersebut sempat menjadi viral, setelah sejumlah video yang memperlihatkan ibu-ibu yang menjadi korban mendatangi rumah atau kediaman DYP, beredar di media sosial di Kabupaten Bojonegoro.
Dari data yang dihimpun, diperkirakan total kerugian para korban atau member dari arisan online ini ditaksir mencapai Rp 1,3 miliar, di mana rata-rata korban sudah menyetorkan uang antara Rp 10 juta hingga Rp 60 juta.
Kapolsek Gayam, Polres Bojonegoro, AKP Bambang Ady Tenggani SH, Jumat (11/11/2022) menjelaskan dugaan penipuan dan penggelapan tersebut mulai diketahui sekitar Juni 2022 lalu.
Menurut AKP Bambang Ady Tenggani SH, saat itu beberapa korban akan melapor ke Polres Bojonegoro, namun karena para korban masih berharap uang yang diinvestasikan dapat kembali, selanjutnya dari Polres Bojonegoro diarahkan ke Polsek Gayam, untuk dilakukan mediasi.
"Setelah kita mediasi di Polsek, korban dan terlapor sepakat berdamai. Terlapor diberi waktu untuk melunasi uang para pelapor. Jatuh temponya tanggal 1 November 2022, namun setelah jatuh tempo pelaku malah melarikan diri," kata Kapolsek AKP Bambang Adi Tenggani.
Klik: https://www.instagram.com/p/CkzyNlupIlX/?utm_source=ig_web_copy_link
Terpisah, Ika Devi Kurnia Putri (27), tetangga pelaku, yang merupakan salah satu admin yang mengelola arisan tersebut, di rumahnya Jumat (11/11/2022), mengaku dirinya sudah bergabung dengan arisan ini sejak bulan Februari 2020.
Berita Terkait:
Polda Jatim Ringkus Wanita Cantik, Bandar Arisan Online Omset Millyaran Rupiah
"Saya dulu ikut di sini dari awal Februari 2020, sedangkan saya baru mengetahui kalau arisan ini ternyata sudah ada sejak tahun 2018, sebelum pandemi. Jadi kurang lebih arisan ini sudah berjalan sekitar 4 tahun," ucap Ika Devi Kurnia Putri.
Ika mengaku jika awalnya dia bergabung karena ditawari oleh DYP, yang merupakan teman dan tetangganya.
"Jadi awal saya gabung ditawari DYP, karena dia teman saya. Jobdesk saya hanya mencatat pembukuan dari para member, tetapi semua transaksi masuk ke rekeningnya (DYP) semua," kata Ika Devi.
Ika mengungkapkan bahwa di akhir bulan Juli 2022, para member atau korban sudah mulai menagih, karena banyak dari mereka (korban) yang sudah mulai curiga karena hak mereka belum terbayarkan. "Jadi semenjak itu (Juli 2022) para korban nagih uang, namun tidak dibayarkan. Hampir setiap hari korban berdatangan ke rumahnya (DYP), namun tidak pernah ditemui, hingga para korban sudah hilang kesabarannya dan akhirnya melapor ke Polres," kata Ika Devi Kurnia Putri.
Hal senada juga disampaikan Siti Sumiatun (40), tetangga pelaku yang juga menjadi admin dalam arisan online tersebut. Menurut Sumiatun, ketika para korban ini sudah membuat laporan (ke Polres), DYP ini masih di rumah, bahkan juga sempat dilakukan mediasi, dan DYP sempat berjanji akan mengembalikan uang para korban.
"Pas dilaporkan itu DYP ini masih di rumah, bahkan sempat mediasi bareng para korban, terus menyepakati jatuh tempo untuk mengembalikan uang para korban tanggal 1 November 2022," kata Sumiatun.
Sumiatun menambahkan, setelah dilakukan mediasi tersebut, DYP ternyata sudah tidak pernah kelihatan di rumahnya, dan dari info yang diterima, DYP melarikan diri ke luar kota.
"Semenjak mediasi itu DYP ini sudah langsung kabur dan tidak pernah kelihatan lagi di rumahnya. Namun saat itu orang tuanya (ibunya) masih di rumah. Tapi setelah jatuh tempo tanggal 1 November 2022 kemarin, saat para korban mendatangi rumahnya lagi, ibunya juga ikut kabur," ucap Sumiatun.
Sementara itu, salah satu korban yang tidak mau disebutkan namanya berinisial R, mengaku dirinya telah menginvestasikan uangnya sebesar Rp 57,4 juta.
"Saya pertama kali ikut gabung arisan di bulan Agustus 2021, saya mencoba satu kloter (slot) reguler sebesar 5 juta rupiah," tuturnya.
Karena merasa aman dan memang pembayaran serta pencairan pada saat itu lancar, selanjutnya R kembali ikut ambil nomor lagi. Hingga akhirnya dirinya mengambil 12 slot yang hingga kini belum cair.
"Sampai akhirnya pada tanggal 22 Juni 2022 saya ada pencairan lagi, namun sudah tidak bisa mencairkan. Alasannya sudah tidak bisa menalangi. Saya ada 12 slot yang belum cair," kata R.
Setelah kejadian tersebut, para member berupaya untuk melakukan penyelesaian secara kekeluargaan, hingga akhirnya dilakukan mediasi, namun saat jatuh tempo ternyata DYP malah kabur dan tidak membayar uang para member.
"Terus kita semua para member sepakat untuk dicicil dalam waktu empat bulan dan lunas di bulan November 2022 . Namun sampai sekarang tak kunjung juga lunas," kata R.
Sekadar diketahui, sebelumnya ratusan warga Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, menjadi korban investasi bodong yang berkedok arisan online, yang dikelola seorang gadis bernama Egga Ayu Nawang Aulia, warga Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban.
Para korban rata-rata mengaku tertarik untuk mengikuti arisan online karena tergiur dengan keuntungan yang cukup fantastis dari nilai uang yang diinvestasikan.
Egga akhirnya ditangkap polisi setelah melarikan diri di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (04/04/2022) lalu, dan kasusnya telah selesai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Bojonegoro, sehingga saat ini Egga telah menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bojonegoro. (dul/beritabojonegoro.com)