Mahasiswa Tak Sekadar Belajar: BEM Didorong Jadi Aktor Transformasi Lewat Program “Mahasiswa Berdampak”

oleh : -
Mahasiswa Tak Sekadar Belajar: BEM Didorong Jadi Aktor Transformasi Lewat Program “Mahasiswa Berdampak”
Fidela Marwa saat memaparkan peran strategis mahasiswa dalam pengabdian masyarakat pada Bimtek Mahasiswa Berdampak di Untag Surabaya”

SURABAYA, Beritakeadilan.com – Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti) terus memperkuat sinergi kampus dan masyarakat melalui penguatan peran mahasiswa. Salah satunya melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Proposal Program Kosabangsa dan Sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak, yang digelar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Selasa (03/06/2025).

Dua narasumber dihadirkan dalam kegiatan tersebut, yakni Fidela Marwa Huwaida, Tenaga Ahli Staf Khusus Menteri Bidang Tata Kelola Lembaga, serta Prof. Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi, Reviewer Pengabdian kepada Masyarakat DPPM.

Dalam paparannya, Fidela Marwa menekankan pentingnya menjadikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai motor penggerak utama dalam implementasi pengabdian masyarakat. Surabaya disebutnya sebagai kota kedua dari rangkaian roadshow nasional program Mahasiswa Berdampak.

“Program ini diharapkan menjadi wadah aktualisasi diri mahasiswa, khususnya pengurus BEM, agar dapat berkontribusi langsung melalui pengabdian kepada masyarakat,” ujar Fidela.

Fidela menjelaskan, keunggulan BEM terletak pada potensi kolaborasi lintas disiplin ilmu. Hal tersebut memungkinkan perancangan program yang lebih holistik, terintegrasi, dan berdampak nyata.

“Ilmu yang diperoleh di kampus harus bisa menyentuh persoalan nyata dan relevan di masyarakat. Kami percaya perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama-sama,” tegasnya.

Menurut Fidela, mahasiswa tidak lagi sekadar bagian dari narasi perubahan, tetapi menjadi aktor penting dalam transformasi sosial, khususnya melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dalam sesi bimbingan teknis, Prof. Yohana menggarisbawahi bahwa mahasiswa memiliki kepekaan dan responsivitas tinggi terhadap persoalan sosial.

“Kalau bicara soal permasalahan masyarakat, mahasiswa nomor satu. Mereka yang pertama kali bergerak ketika ada hal yang tidak sesuai,” ungkapnya.

Ia juga memaparkan bahwa tema pengabdian masyarakat difokuskan pada berbagai sektor strategis, meliputi: Pendidikan, Pertanian,  Kesehatan, Peternakan, Mitigasi kebencanaan, Seni dan budaya.

Program Mahasiswa Berdampak ini juga selaras dengan delapan bidang fokus Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045, yakni pangan, energi, kesehatan, ekonomi hijau, ekonomi biru, swasembada pangan, dan penguatan infrastruktur dasar.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Mulyanto Nugroho, menyambut positif inisiatif DPPM tersebut. Ia menilai program Mahasiswa Berdampak sangat relevan dengan semangat “Kampus Merah Putih”.

“KKN Untag Surabaya itu 140 jam untuk menyusun kerja yang dilakukan di desa atau pengabdian yang dikerjakan di desa. Baik itu dari teknologinya atau entrepreneurnya. Nanti, mahasiswa yang sudah mengikuti program ini akan dikonversi ke KKN,” jelasnya.

Sekitar 1.800 mahasiswa Untag Surabaya dijadwalkan mengikuti kegiatan KKN tahun ini, yang secara struktural telah menyatu dengan skema pengabdian kepada masyarakat.

Program Mahasiswa Berdampak menjadi langkah konkret dari DPPM dalam mendorong transformasi peran mahasiswa dari sekadar pelajar menjadi agen perubahan yang berdampak langsung ke masyarakat.

Kegiatan ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan teknis penyusunan proposal, tetapi juga memperluas wawasan tentang urgensi kontribusi nyata generasi muda dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia.(**)

 

banner 400x130
banner 728x90