Kado Istimewa untuk Kampus Perjuangan: UNAIR Naik ke Peringkat 287 Dunia Versi QS WUR 2026

SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya kembali mengukir sejarah dengan mencatatkan peningkatan signifikan dalam QS World University Rankings (QS WUR) 2026. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang diumumkan pada tahun 2025 ini, UNAIR berhasil menembus peringkat 287 dunia, naik tajam dari posisi sebelumnya di ranking 308.
Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin, menyambut penuh syukur capaian ini yang ia sebut sebagai prestasi monumental bagi institusi.
“Alhamdulillah, ini merupakan prestasi membanggakan bagi UNAIR. Peringkat ini juga menjadi kado istimewa bagi universitas dan rektor sebelumnya,” ujar Prof. Madyan dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).
Prof. Madyan mengungkapkan bahwa lonjakan produktivitas publikasi ilmiah menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pencapaian tersebut. Saat pertama kali menjabat sebagai rektor pada 2015, publikasi ilmiah UNAIR yang terindeks Scopus hanya sekitar 140 artikel per tahun. Kini, angka itu melonjak drastis hingga mencapai 3.200 publikasi per tahun.
“Publikasi ini berdampak besar, termasuk pada peningkatan jumlah guru besar dan reputasi akademik UNAIR,” tegasnya.
Meski berhasil menembus posisi 300 besar dunia, UNAIR belum ingin berhenti di situ. Prof. Madyan menegaskan bahwa pencapaian ini hanyalah awal dari langkah panjang.
“Ini adalah langkah awal. Kami akan terus melakukan evaluasi untuk mencapai target masuk 200 besar dunia dalam lima tahun ke depan,” tegasnya.
Secara nasional, UNAIR kini berada di peringkat ke-4 dalam pemeringkatan QS WUR. Namun, yang paling membanggakan adalah posisi UNAIR dalam Times Higher Education (THE) Impact Rankings, yang mengukur pencapaian kampus dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Di kategori ini, UNAIR menempati peringkat 9 dunia sekaligus menjadi universitas nomor satu di Indonesia.
Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR, Dr. Dian Ekowati, S.E., M.Si., M.AppCom (OrgChg), Ph.D., menjelaskan perbedaan metodologi yang digunakan oleh QS dan THE.
“QS lebih banyak menilai dari sisi akademik, reputasi institusi, hingga publikasi, dengan bobot sekitar 50–60 persen. Sementara THE Impact menilai implementasi nyata kampus terhadap SDGs, yang bahkan harus dapat diakses publik,” jelasnya.
Menurut Dr. Dian, THE Impact Rankings mengharuskan pelaporan pada 17 indikator SDGs, sedangkan QS WUR fokus pada sekitar 9–10 indikator utama, seperti academic reputation, citations per faculty, dan international outlook.
“Intinya, semua kembali pada bagaimana UNAIR memperbaiki dan memperkuat proses bisnis internalnya untuk menjawab tantangan global. Kami optimistis posisi UNAIR akan terus menguat di tingkat dunia,” pungkas Dr. Dian. (R1F)