Wara Wiri Halal Luncurkan Konsorsium Travel Muslim: Jelajahi Dunia dalam Bingkai Halal

oleh : -
Wara Wiri Halal Luncurkan Konsorsium Travel Muslim: Jelajahi Dunia dalam Bingkai Halal

JAKARTA TIMUR (Beritakeadilan.com, DK Jakarta) — Dalam perkembangan tren wisata halal yang semakin diminati masyarakat Muslim, komunitas Wara Wiri Halal hadir sebagai inisiatif baru yang menggandeng sejumlah travel agent untuk membentuk konsorsium perjalanan ke berbagai destinasi dunia. Program ini tak hanya menawarkan perjalanan wisata biasa, tetapi mengedepankan prinsip halal dan nilai-nilai spiritual, dengan menghadirkan jalur-jalur baru yang sebelumnya belum banyak dijelajahi oleh jemaah Muslim dari Indonesia.

Ketua Konsorsium Wara Wiri Halal H. Edy Hamdi SA, menjelaskan, kehadiran Wara Wiri Halal berawal dari kumpulan para pemilik travel umrah dan haji yang merasa perlu menghadirkan alternatif wisata religi yang lebih luas cakupannya. Mereka berkumpul untuk menciptakan program bersama, yang disebut sebagai “konsorsium Wara Wiri Halal”, di mana masing-masing travel agent dapat berpartisipasi dan menjual paket perjalanan ke destinasi-destinasi internasional secara kolektif.

“Kami menyadari bahwa banyak travel kecil yang memiliki keterbatasan jemaah. Melalui konsorsium ini, meski satu agen hanya punya dua atau tiga jemaah, jika digabungkan bisa cukup untuk membentuk satu rombongan,” ujar H. Edy Hamdi kepada media di Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Saat ini, salah satu rute yang sudah berjalan dengan baik adalah perjalanan spiritual ke kawasan Masjid Al-Aqsha, yang dikemas dalam satu paket melalui jalur Yordania dan Mesir. Paket ini menjadi favorit karena menyatukan wisata religi, sejarah Islam, serta pengalaman ibadah dalam satu perjalanan yang menyentuh hati.

Tak berhenti di situ, Wara Wiri Halal tengah mengembangkan rute “Jelajah Syam”, yang akan mencakup empat negara: Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina. Wilayah ini secara historis dikenal sebagai negeri Syam, tempat kelahiran banyak nabi dan peradaban Islam awal.

“Suriah saat ini mulai membuka diri untuk pariwisata. Banyak orang Jordan yang sudah mulai masuk ke Suriah melalui darat. Dari Amman ke Damaskus hanya butuh sekitar 4 jam. Ini membuka peluang besar bagi kita untuk menjelajahi situs-situs bersejarah Islam di sana,” jelas Pria Kelahiran Mesir.

Inovasi Wara Wiri Halal juga menjangkau kawasan Afrika Utara, khususnya Maroko, Tunisia, dan Aljazair. Tiga negara ini memiliki keunggulan dari sisi administrasi perjalanan, karena pemegang paspor Indonesia dapat masuk tanpa visa. Bahkan, jika digabung dengan Mesir (maksimal tinggal 96 jam atau 3 malam), paket ini bisa menjelajahi empat negara tanpa kerepotan mengurus visa.

“Biasanya orang hanya menjelajahi Maroko dan menyeberang ke Spanyol melalui Selat Gibraltar. Tapi kami ingin menggabungkan Maroko dengan Tunisia dan Mesir dalam satu paket, yang lebih bernuansa sejarah dan kebudayaan Islam,” terangnya.

Selain itu, Ketum Forum Travel Partner Indonesia (FTPI) ini juga menjelaskan bahwa konsorsium ini juga membalik arah perjalanan wisata umrah-plus. Jika biasanya paketnya berupa “umrah plus Eropa”, Wara Wiri Halal menyajikan kebalikannya, wisata Eropa terlebih dahulu, lalu umrah di akhir perjalanan.

"Perjalanan mencakup Eropa Barat, Eropa Timur, Inggris, dan Skotlandia, dan ditutup dengan ibadah umrah selama 3–4 hari melalui Jeddah," sambungnya.

Salah satu misi utama Wara Wiri Halal adalah memastikan bahwa wisata halal tidak hanya berhenti pada label “muslim friendly”. Mereka ingin menyajikan layanan yang benar-benar halal, terutama dalam aspek makanan dan ibadah.

“Di Eropa, makanan halal biasanya mahal dan sulit dicari. Kita tidak mau kompromi. Minimal ada sertifikat halal dari badan otoritatif setempat, dan tempat ibadah juga disiapkan. Kita ingin jemaah merasa tenang secara spiritual selama perjalanan,” tegasnya.

Tak hanya itu, Wara Wiri Halal juga tengah menyiapkan rute-rute eksotik dan bersejarah lainnya seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan, serta paket gabungan ke Rusia dan Asia Tengah. Negara-negara ini memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dalam perkembangan peradaban Islam.

Bahkan Irak dan Iran masuk dalam radar eksplorasi. Meski selama ini identik dengan konflik dan ketegangan sektarian, Wara Wiri Halal justru melihatnya dari perspektif perdamaian dan kekayaan sejarah.

“Di Irak, sebenarnya kehidupan sunni dan syiah berjalan berdampingan. Kami ingin membuka pikiran jemaah bahwa mereka antara sunni dan syiah hidup berdampingan dan damai,” ungkapnya.

Inisiatif Wara Wiri Halal juga muncul sebagai respons terhadap tantangan penyelenggaraan haji dan umrah yang semakin kompleks. Mulai dari kuota terbatas, aturan nusuk, hingga sulitnya mengatur keberangkatan haji furoda atau mujamalah yang tidak selalu keluar setiap musim.

“Daripada hanya mengandalkan umrah dan haji yang sekarang penuh tantangan, kita perlu memperluas cakrawala dengan membuka peluang-peluang baru dalam mengeksplor tempat wisata dan ziarah. Banyak bumi Allah yang bisa dijelajahi, banyak tempat ziarah yang bisa dikunjungi, dan semua bisa menjadi pengalaman spiritual yang bermakna,” pungkasnya.

(M.NUR)

banner 400x130
banner 728x90