Pencatutan IPNU di Brosur Paslon Nomer 02, Ketua PC Sarbumusi NU Angkat Bicara

oleh : -
Pencatutan IPNU di Brosur Paslon Nomer 02, Ketua PC Sarbumusi NU Angkat Bicara

KABUPATEN BOJONEGORO (Beritakeadilan, Jawa Timur) - Beredarnya brosur profil Nurul Azizah yang menyatakan dirinya pernah menjadi pengurus PC IPNU Bojonegoro membuat sejumlah alumni PC IPNU Bojonegoro prihatin dan angkat bicara. Terlihat jelas dalam brosur tersebut banyak sekali kesalahan, sehingga terkesan pembuatan biodata di brosur tersebut asal-asalan.

Sementara itu, Pengurus Cabang Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC MA IPNU) Bojonegoro menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Cawabub Pasangan Nomor Urut 02, mirisnya lagi mencantumkan biodatanya pernah menjadi pengurus IPNU periode 2011-2015 di brosur kampanye yang kini sudah beredar di masyarakat Bojonegoro.

Disisi lain, Sekretaris PC MA IPNU Bojonegoro, Amrozi mengatakan tidak elok mencatut organisasi IPNU hanya untuk kepentingan pemenangan pilkada Tahun 2024, Menurutnya, IPNU sebagai pusat pengkaderan pertama di tubuh NU mempunyai database anggota yang tercatat dengan jelas. Sehingga tidak boleh ada orang yang mengatakan pernah menjadi pengurus IPNU tanpa bukti Syahadah Pengkaderan yang valid.

“Artinya, kami tahu seluruh warga NU yang ada di Bojonegoro ini pernah terkader di IPNU atau tidak,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai sekretaris PC IPNU Bojonegoro ini.

Lebih lanjut, Pria yang kini menjabat sebagai ketua PC Sarbumusi NU ini menambahkan, pencatutan yang dilakukan Paslon No. Urut 02 ini sangat ceroboh, terutama soal periodesasi kepengurusannya tertulis tahun 2011 – 2015. Yang berarti pada saat menjadi pengurus, Bu Nurul sudah berusia 42 tahun.

“Kan yang begitu itu gak benar, sebab usia kepengurusan di IPNU itu sesuai AD ART adalah 13-24 tahun,” tambahnya.

Kesalahan fatal lainya, menurut Amrozi adalah istilah singkatan. IPNU adalah singkatan untuk Pelajar Putra, sedangkan untuk pelajar perempuan istilahnya adalah IPPNU yang merupakan singkatan dari Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

“Nah, jadi bagaimana mungkin pernah menjadi pengurus kalau istilah singkatan saja tidak tahu,” jelas pria yang juga penggerak di Lesbumi NU ini.

Untuk itu, ia berharap, seluruh kader IPNU di Bojonegoro agar lebih jeli lagi dalam memilih pemimpin. Jangan sampai orang yang pernah mencatut nama IPNU seperti itu dipilih untuk memimpin kita yang mayoritas warga NU.

“Kita sudah kenyang mendorong mobil mogok, setelah mobil jalan kita ditinggal,” pungkasnya.

Reporter: (*/Iwn)

banner 400x130
banner 728x90