Wali Kota Surabaya
Eri Cahyadi Usulkan Kawasan Kedungdoro Jadi Destinasi Wisata Kuliner PKL

SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap pedagang kaki lima atau PKL di Kota Pahlawan bisa ditata lebih baik lagi. Dia mencontohkan kawasan Kedungdoro yang dikenal sebagai lokasi kuliner pada malam hari yang berpotensi menjadi wisata kuliner.
“Kalau bisa jadi tempat wisata sekalian, wisata PKL, makanannya enak-enak tapi bersih. Sehingga orang makan di sana, dari luar kota ataupun luar negeri, dikenal karena kebersihan. Entah nanti dibuatkan wastafel di lokasi tertentu,” kata Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (12/3/2025).
- Baca juga :
- Seorang Wali Murid Keluhkan Dugaan Pemotongan Dana PIP di SMK Negeri I Sambeng Kabupaten Lamongan
- Ciptakan Wilayah Aman dan Kondusif, Personel Kodim 0507/Bekasi Intensifkan Patroli Malam di Bulan Suci Ramadan
Kawasan Kedungdoro yang dikenal sebagai lokasi kuliner pinggir jalan harapannya dapat ditata lebih baik lagi. Sebagai contoh dengan posisi berjualan dengan penempatan duduk pengunjung yang bisa dilakukan di pedestrian sehingga masyarakat lebih nyaman.
“Seperti Kedungdoro, itu sudah menjadi ikonnya Kota Surabaya, maka bagaimana menatanya mereka (pkl yang berjualan) tidak di atas pedestrian. Sebab sekarang masih di atas pedestrian. Jadi sekarang dibalik dia jualan di jalannya, duduknya di pedestrian, jadi dibalik,” ujar dia.
Eri mengusulkan agar ada penyelarasan ukuran lokasi berjualan. Pemkot juga dapat menyediakan lubang untuk tiang terop berjualan sehingga memudahkan penjual dan juga lokasi tersebut dapat lebih rapi.
“Edukasi mereka, yang berjualan di Kedungdoro itu berapa, kemudian tiangnya itu ukuran berapa kali berapa, samakan semua. Sehingga nanti tiang itu dikasih lubang di jalannya, kalau sudah selesai berjualan lubang itu ditutup kembali, kita edukasi seperti itu,” ungkapnya.
ia menegaskan bahwa para pedagang juga harus bertanggung jawab atas standnya masing-masing dengan menjaga kebersihan.
“Pastikan mereka harus membersihkan, berkontribusi dan bertanggung jawab akan standnya masing-masing. Tidak boleh buang sampah di saluran. Kalau ternyata tidak bersih ya disanksi, misalnya denda Rp 100 ribu per hari. Kita mulai edukasi jadi boleh mereka di sana tapi harus bersih,” kata Eri.
Politisi PDI Perjuangan itupun mengusulkan agar dilakukan pendataan dan tidak ada lagi jumlah pedagang sehingga kuliner di Kedungdoro dapat tertata lebih baik lagi.
“Bagaimana pun mereka adalah saudara saya, orang Surabaya yang harus kita jaga betul. Tapi mereka yang berjualan tidak boleh bertambah jumlah pedagangnya,” tuturnya.
“Sehingga nanti di data berapa orangnya, kalau belum ada paguyuban ya dibentuk paguyubannya,” pungkas Eri.
(Red/Ujang)