Ditanya Soal CSR, Manajamen Cafe BMart Ngaku Tidak Tahu

oleh : -
Ditanya Soal CSR, Manajamen Cafe BMart Ngaku Tidak Tahu

JAKARTA PUSAT (Beritakeadilan.com, DKI Jakarta) - Hubungan jajaran manajemen Bmart dengan warga sekitar yang masuk dalam wilayah Cempaka Baru, Kemayoran Jakarta Pusat diketahui tidak harmonis.

Hal ini dikuatkan dengan banyaknya keluhan dari warga terkait kebisingan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Tidak hanya itu jajaran manajemen Bmart terkesan tidak memperdulikan masyarakat sekitar yang terkena langsung dari imbas berdirinya kafe yang menjual minuman keras (miras) dan menyajikan musik hidup ini.

Manajer Kafe Bmart Cempaka Baru, Singgih mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki kompetensi untuk menjawab soal Corporate Social Responsibility (CSR).

Menurutnya Singgih, dirinya hanya sebagai pengatur berjalannya operasional Cafe Bmart setiap hari.

"Untuk urusan CSR saya tidak memiliki kompetensi untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena ada bagian tersendiri yang mengurus hal itu," ucapnya di Ruang rapat Camat Kemayoran beberapa waktu lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya keberadaan Kafe Bmart di Jalan Lejten Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya kebisingan musik serta kerap terjadi keributan di lokasi tersebut.

“Banyak warga di sini tidak diikut sertakan dalam perizinan cafe tersebut. Apalagi warga di sini awalnya hanya tahu itu cafe hanya jual kopi saja tapi kenyataannya jualan minuman keras (miras),” ucap seorang warga RW 01, Dhika Duwana .

Dhika mengatakan jika memang sebelumnya pihak Bmart mengatakan menjual miras sudah pasti warga di sini akan menolak keberadaan Cafe Bmart. Dalam hal ini warga juga meminta agar kafe ini ditutup lantaran kerap kali menimbulkan kebisingan dan keributan.

“Di sini warga jadi tidak nyaman, tidur juga terganggu dan bahkan sampe ada keributan di lokasi Bmart. Warga di sini sebenarnya minta kafe tersebut ditutup,” ungkapnya.

Warga RW 01, Fadli mengatakan keberadaan kafe tersebut tidak semua warga diikut sertakan dalam proses perizinan. Justru hanya mengundang pihak RT dan RW setempat.

“Waktu itu pihak kafe sempat menjanjikan remaja di sini diikut sertakan dalam bekerja di kafe tersebut. Tapi hanya beberapa saja yang bekerja, justru bukan remaja yang rumahnya bersinggungan langsung dengan kafe tersebut dipekerjakan,” ungkapnya.

Fadli mengatakan banyak warga di sini menjadi terganggu tidur malamnya mulai dari anak bayi hingga lansia. Terlebih musik keras yang dimulai dari malam hingga 02.30 WIB dini hari.

“Musik kerasnya itu yang sangat menggangu tidur warga. Di sini apalagi ada warga yang punya bayi dan sampai orang tuanya mengadukan ke aplikasi Jakarta Kini (Jaki) milik Pemprov DKI namun tidak direspon,” keluhnya.

Sementara informasi sebelumnya, kafe tersebut Senin (9/6/2025) dini hari sekitar pukul 03.40 WIB telah terjadi perkelahian. 

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan kejadian tersebut. 

“Kami telah menerima laporan tentang adanya perkelahian di salah satu kafe di wilayah Kemayoran. Petugas segera dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan situasi,” katanya, Senin (9/6/2025). (Feresi)

banner 400x130
banner 728x90