Prof. Muhammad Madyan Resmi Dilantik Sebagai Rektor UNAIR 2025–2030, Fokus Hilirisasi Riset dan Guru Besar

SURABAYA (Beritakeadilan.com, Jawa Timur) – Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya resmi memiliki pemimpin baru. Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin., dilantik sebagai Rektor UNAIR ke-14 untuk masa jabatan 2025–2030, menggantikan Prof. Mohammad Nasih yang telah menyelesaikan dua periode pengabdiannya selama satu dekade terakhir.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR. Dalam acara ini, Ketua Majelis Wali Amanat UNAIR, Prof. (HCUA) Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi rektor dan para wakil rektor sebelumnya, serta seluruh sivitas akademika.
Dalam sambutannya, Prof. Madyan menegaskan komitmennya untuk melanjutkan prestasi gemilang UNAIR dan memperkuat pencapaian melalui penguatan Tridharma Perguruan Tinggi.
“Pertama-tama, saya harus mempertahankan capaian UNAIR yang begitu luar biasa ini. Kami akan berusaha untuk meningkatkan lagi, baik dari segi Tridharma Perguruan Tinggi yang terkait dengan aktivitas dan kegiatan kami,” tegasnya kepada wartawan.
Lebih lanjut, Prof. Madyan menggarisbawahi tantangan utama ke depan, yakni hilirisasi riset dan penguatan sinergi dengan dunia industri.
“Kami berharap dapat mencari solusi untuk persoalan-persoalan yang ada, termasuk tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan terdidik,” jelasnya.
UNAIR disebut akan memprioritaskan riset-riset yang berorientasi pada dampak nyata dan bisa langsung dirasakan masyarakat melalui kerja sama dengan pelaku industri.
Saat ini, persentase guru besar di UNAIR berada di angka 18 persen, naik signifikan dari hanya 12 persen pada tahun 2015. Prof. Madyan menargetkan peningkatan lebih lanjut.
“UNAIR berhasil menghasilkan 64 guru besar pada tahun 2023 dan 72 guru besar pada tahun 2024. Ini merupakan capaian yang luar biasa bagi UNAIR,” terang Madyan.
Ia juga menambahkan, tiap tahun UNAIR mampu menghasilkan sekitar 3.200 riset, yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas akademik dan kenaikan pangkat dosen.
Dalam upaya meningkatkan reputasi global, UNAIR kini berada di peringkat 308 dunia versi LMEA. Prof. Madyan berharap akan ada lompatan posisi dalam waktu dekat.
“Kami berharap dalam dua hari ke depan, kami akan mendapatkan pengumuman yang baik dan bisa naik ke posisi yang lebih baik,” ujar Madyan penuh optimisme.
Penutup sambutannya, Prof. Madyan menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama dengan dunia usaha dan mempercepat hilirisasi hasil penelitian.
“Kami akan memperkuat kerjasama dengan industri dan mengadakan kerjasama untuk penelitian yang berakhir pada hilirisasi. Kami berharap penelitian di UNAIR akan meningkat dan memberikan dampak yang lebih besar,” pungkasnya.
Dengan visi yang tajam dan strategi yang matang, Prof. Madyan siap membawa UNAIR menuju era baru yang lebih unggul, berdampak, dan bereputasi global.(R1F)